MAKALAH
VIDEOGRAFI
Oleh
AHMAD
SYAFIQ
KGP-15
SEKOLAH TINGGI ELEKTRONIKA & KOMPUTER
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Dengan
memohon rahmat dan ridha Allah SWT puji serta syukur Saya panjatkan atas selesainya
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan kepada seluruh pengikutnya sampai akhir zaman. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dalam kegiatan pembelajaran Komputasi
Dasar.
Sehingga mahasiswa dapat mengetahui tentang dasar dasar videografi.
Akhirnya
Saya
berharap dengan adanya Makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi proses
pembelajaran mata kuliah Videografil. Dalam penyelesaian Makalah ini Saya mengucapkan terimakasih
kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada Saya sehingga Saya dapat menyelesaikan
Makalah ini.
Dengan
segala kerendahan dan ketulusan hati dalam penyusunan makalah ini, Saya menyadari bahwa sebagai
manusia memiliki keterbatasan, tentu hasil makalah ini tidak mungkin luput dari
kekurangan karena itu demi perbaikan makalah ini, segala saran, kritik dan
masukan yang membangun akan senantiasa saya
terima dengan lapang hati. Semoga makalah ini dapat lebih bermanfaat serta
berguna bagi pembaca dan kita semua.Semoga Allah SWT meridhai hasil
makalah ini.
Amin YaRabbal`Alamin.
Semarang, 9 mei 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
pergerakan kamera.............................................................................................................................................................. 9
Daftar pustaka................................................................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Video merupakan teknologi
untuk menangkap, merakam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar
bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media
digital. Video juga dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca
berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu.
Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Kerena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.
Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Kerena dimainkan dalam kecepatan yang tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan.
Rumusan Masalah
1.
Perkembangan
video diindonesia?
2.
Pengertian
videografi?
3.
Istilah istilah
dalam videografi?
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian tentang videografi.
2. Untuk mengetahui perkembangan videografi
3. Untuk mengetahui fungsi videografi
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan video diindonesia
Format
berbahan dasar pita magnetik ini mulai dikenal luas di seluruh dunia pada paruh
kedua periode 1970-an, baik untuk keperluan profesional seperti stasiun
televisi maupun keperluan pribadi. Pita magnetik yang terdapat dalam kaset video
bisa merekam gambar dan suara dengan baik, sementara film hanya dapat merekam
gambar. Untuk suara digunakan medium rekam lain, semisal DAT (digital
audio tape). Kelemahan sistem analognya membuat pemakaian video untuk keperluan
profesional terhambat. Di periode tahun 1960 sampai 1980, nyaris semua stasiun
televisi di dunia (termasuk TVRI yang mulai beroperasi tahun1962) menggunakan
kamera 16 mm untuk merekam program acaranya. Mereka juga memiliki sendiri
studio pemroses film 16 mm berikut mesin editingnya. Hal ini tidak ditemui di
stasiun televisi swasta nasional Indonesia yang baru beroperasi di era 1990-an.
Dimulai dengan RCTI tahun1989, SCTV dan TPI tahun 1990. Di kala itu, video
sudah lazim digunakan untuk keperluan produksi dan editing materi tayangan
televisi. Seperti juga film, video punya berbagai jenis untuk berbagai
keperluan yaitu Matic, Betacam SP, Digital Betacam, Betamax, VHS, S-VHS,
Mini DV, DV, DVCAM, DVCPRO. U Matic merupakan jenis video profesional untuk
keperluan televisi sampai era 1980-an. Begitu format Betacam SP yang
kualitasnya jauh lebih baik masuk ke Indonesia di kurun waktu 1990-an, U Matic
pun ditinggalkan orang. Menjamurnya jenis Betacam SP juga didukung oleh
perkembangan alat editing yang memakai teknologi digital. Digital
Betacam muncul menyempurnakan format Betacam SP dengan teknologi digital, umumnya digunakan untuk keperluan iklan televisi.
Sementara, untuk keperluan pribadi format video kerap dipakai enggunakan alat yang populer dikenal sebagai handycam. Betamax dan VHS adalah jenis awal dari sejarah perkembangan tontonan video di rumah (home video). Sejalan dengan perkembangan zaman, Betamax tidak lagi diproduksi, sehingga VHS menjadi satu-satunya jenis video untuk keperluan home video. Kemudian muncul S-VHS sebagai penyempurna VHS. Kualitas S-VHS lebih baik dibandingkan dengan VHS sehingga sering digunakan untuk keperluan semi profesional seperti dokumentasi pernikahan. Sekalipun demikian,
kualitasnya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Betacam SP.
Seiring dengan perjalanan waktu, kemudahan pengoperasian kamera menjadi salah satu faktor penting dalam memilih format video, khususnya untuk pasar kaum nonprofesional alias awam. Semenjak tahun 1995, pasar dunia mulai dibanjiri dengan teknologi DV (digital video). Format yang masuk kategori DV adalah Mini DV, DV, DVCAM, dan DVCPRO. Teknologi Mini DV, DV, dan DVCAM dikembangkan dan dipopulerkan di Indonesia oleh Sony Corporation. Sedangkan DVCPRO dikembangkan oleh Panasonic. Dari keempat format ini, Mini DV adalah yang terpopuler karena ukuran kameranya yang kecil, ringan, dan sangat mudah dioperasikan. Kualitas lebih baik bisa diperoleh dari jenis DV, dengan ukuran kamera dan kaset yang lebih besar dibandingkan Mini DV. Ketimbang Mini DV, DV bisa merekam gambar
dengan lebih tajam. Kemudian DVCAM datang dan menyempurnakan eknologi DV. Dengan kamera dan ukuran kaset yang lebih kecil dan ringan dibandingkan Digital betacam, DVCAM mampu menghasilkan gambar yang boleh dibilang setara dengan Digital Betacam yang jadi langganan kaum profesional. Sampai saat ini, format DVCAM masih sangat jarang dipakai di Indonesia karena harga kamera yang relatif mahal dan jenis kaset yang tidak kompatibel dengan format yang telah ada, Digital Betacam. Selain soal jenis, kompatibilitas juga mesti dipertimbangkan. Format yang dikembangkan oleh Panasonic yakni DVCPRO tidak kompatibel dengan ketiga format lain yang dikembangkan oleh Sony Corporation. Artinya, baik kamera maupun player
DVCPRO tidak bisa digunakan untuk merekam dan memutar ulang format selain DVCPRO, begitu juga sebaliknya. Di Indonesia, stasiun televisi Metro TV menggunakan ormat DVCPRO untuk merekam gambar, sementara penayangannya menggunakan format Betacam.
Perkembangan mutakhir dari teknologi video adalah HDTV (hi definition
television). Format ini masih sangat jarang dipakai di dunia. Format ini adalah upaya kelompok video untuk mensejajarkan diri dengan kualitas gambar yang menjadi keunggulan film. Kelak semua televisi di dunia akan menggunakan format ini. Jepang telah memulai menggunakannya secara terbatas.
Betacam muncul menyempurnakan format Betacam SP dengan teknologi digital, umumnya digunakan untuk keperluan iklan televisi.
Sementara, untuk keperluan pribadi format video kerap dipakai enggunakan alat yang populer dikenal sebagai handycam. Betamax dan VHS adalah jenis awal dari sejarah perkembangan tontonan video di rumah (home video). Sejalan dengan perkembangan zaman, Betamax tidak lagi diproduksi, sehingga VHS menjadi satu-satunya jenis video untuk keperluan home video. Kemudian muncul S-VHS sebagai penyempurna VHS. Kualitas S-VHS lebih baik dibandingkan dengan VHS sehingga sering digunakan untuk keperluan semi profesional seperti dokumentasi pernikahan. Sekalipun demikian,
kualitasnya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Betacam SP.
Seiring dengan perjalanan waktu, kemudahan pengoperasian kamera menjadi salah satu faktor penting dalam memilih format video, khususnya untuk pasar kaum nonprofesional alias awam. Semenjak tahun 1995, pasar dunia mulai dibanjiri dengan teknologi DV (digital video). Format yang masuk kategori DV adalah Mini DV, DV, DVCAM, dan DVCPRO. Teknologi Mini DV, DV, dan DVCAM dikembangkan dan dipopulerkan di Indonesia oleh Sony Corporation. Sedangkan DVCPRO dikembangkan oleh Panasonic. Dari keempat format ini, Mini DV adalah yang terpopuler karena ukuran kameranya yang kecil, ringan, dan sangat mudah dioperasikan. Kualitas lebih baik bisa diperoleh dari jenis DV, dengan ukuran kamera dan kaset yang lebih besar dibandingkan Mini DV. Ketimbang Mini DV, DV bisa merekam gambar
dengan lebih tajam. Kemudian DVCAM datang dan menyempurnakan eknologi DV. Dengan kamera dan ukuran kaset yang lebih kecil dan ringan dibandingkan Digital betacam, DVCAM mampu menghasilkan gambar yang boleh dibilang setara dengan Digital Betacam yang jadi langganan kaum profesional. Sampai saat ini, format DVCAM masih sangat jarang dipakai di Indonesia karena harga kamera yang relatif mahal dan jenis kaset yang tidak kompatibel dengan format yang telah ada, Digital Betacam. Selain soal jenis, kompatibilitas juga mesti dipertimbangkan. Format yang dikembangkan oleh Panasonic yakni DVCPRO tidak kompatibel dengan ketiga format lain yang dikembangkan oleh Sony Corporation. Artinya, baik kamera maupun player
DVCPRO tidak bisa digunakan untuk merekam dan memutar ulang format selain DVCPRO, begitu juga sebaliknya. Di Indonesia, stasiun televisi Metro TV menggunakan ormat DVCPRO untuk merekam gambar, sementara penayangannya menggunakan format Betacam.
Perkembangan mutakhir dari teknologi video adalah HDTV (hi definition
television). Format ini masih sangat jarang dipakai di dunia. Format ini adalah upaya kelompok video untuk mensejajarkan diri dengan kualitas gambar yang menjadi keunggulan film. Kelak semua televisi di dunia akan menggunakan format ini. Jepang telah memulai menggunakannya secara terbatas.
Pengertian videografi
Videografi adalah teknologi pengiriman sinyal
elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah
televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang
teknik, saintifik, produksi dan keamanan.
Kata video berasal dari kata Latin, "Saya lihat".
Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video.
Pada tekhnik videografi ini, sama halnya dalam sebuah film. Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur, seperti suara, gambar, gerak,dll.
Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut :
”Film adalah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th. 1992, Bab I, Pasal 1).”
Kata video berasal dari kata Latin, "Saya lihat".
Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video.
Pada tekhnik videografi ini, sama halnya dalam sebuah film. Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur, seperti suara, gambar, gerak,dll.
Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut :
”Film adalah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th. 1992, Bab I, Pasal 1).”
Istilah istilah videorafi
Berikut ini adalah istilah videografi beserta artinya :
1.Aperture Lens
Adalah sebuah lobang variabel untuk mengontrol masuknya jumlah cahaya yang dipancarkan sebuah lensa
2.Multicamera production
Adalah salah satu produksi video yang menggunakan lebih dari satu kamera video secara serentak dan kesemuanya dihubungkan kepada satu pusat control. Imej terbaik dari salah satu kamera ini akan dipilih secara silih berganti. Ini menghasilkan gambar video terus menerus tanpa potongan dengan sudut rekaman yang berbeda. Biasanya, imej video dari kamera yang terpilih akan disiarkan terus ke screen proyector. Khidmat ‘’multi camera production’’ semakin populer sekarang
3. Back lot
Adalah bagian dari lingkaran halaman studio film yang dilengkapi dengan jalan raya, gedung- gedung yang yang hanya dibangun bagian mukanya saja, yang digunakan sebagai tempat lokasi syuting
4. Montaj Video
Adalah ringkasan kepada keseluruhan video yang biasanya mengambil masa sekitar 5 menit. Berbagai teknik dan kesan khas yang menarik akan digunakan secara kreatif dalam montaj
5. Master Tape
Adalah pita asal yang digunakan untuk merekam gambar video. Selepas rekaman selesai dibuat, pita ini akan disunting dahulu sebelum dijadikan VCD atau DVD untuk ditonton oleh penggemar
6. Band width
Adalah suatu ukuran kapasitas dari suatu saluran komunikasi , khususnya jumlah spektrum frekuensi elektromagnetik yang diperlukan untuk saluran televise atau saluran radio
7. Digitally controlled camera
Adalah sebuah kamera yang menggunakan micro prosessor utamanya untuk otomatisasi kamera dan menjamin kinerjanya secara optimal dalam berbagai kondisi produksi
8. Format video
Merujuk kepada jenis kamera dan jenis pita video. Yang paling populer digunakan untuk merekam gambar adalah format mini DV
9. Base station
Disebut juga camera processing unit/ peralatan CPU. Sebuah piranti yang terpisah dari kepala kamera, digunakan pada kamera- kamera yang dikontrol secara digital untuk memproses sinyal- sinyal yang dating dari dan ke kamera
10. Animation
Atau animasi. Adalah cabang pembuatan film dimana hasil gambar tangan maupun objek- objek tiga dimensional direkam dengan kamera film, sehingga diusahakan untuk mendapatkan ilusi adanya gerak
1.Aperture Lens
Adalah sebuah lobang variabel untuk mengontrol masuknya jumlah cahaya yang dipancarkan sebuah lensa
2.Multicamera production
Adalah salah satu produksi video yang menggunakan lebih dari satu kamera video secara serentak dan kesemuanya dihubungkan kepada satu pusat control. Imej terbaik dari salah satu kamera ini akan dipilih secara silih berganti. Ini menghasilkan gambar video terus menerus tanpa potongan dengan sudut rekaman yang berbeda. Biasanya, imej video dari kamera yang terpilih akan disiarkan terus ke screen proyector. Khidmat ‘’multi camera production’’ semakin populer sekarang
3. Back lot
Adalah bagian dari lingkaran halaman studio film yang dilengkapi dengan jalan raya, gedung- gedung yang yang hanya dibangun bagian mukanya saja, yang digunakan sebagai tempat lokasi syuting
4. Montaj Video
Adalah ringkasan kepada keseluruhan video yang biasanya mengambil masa sekitar 5 menit. Berbagai teknik dan kesan khas yang menarik akan digunakan secara kreatif dalam montaj
5. Master Tape
Adalah pita asal yang digunakan untuk merekam gambar video. Selepas rekaman selesai dibuat, pita ini akan disunting dahulu sebelum dijadikan VCD atau DVD untuk ditonton oleh penggemar
6. Band width
Adalah suatu ukuran kapasitas dari suatu saluran komunikasi , khususnya jumlah spektrum frekuensi elektromagnetik yang diperlukan untuk saluran televise atau saluran radio
7. Digitally controlled camera
Adalah sebuah kamera yang menggunakan micro prosessor utamanya untuk otomatisasi kamera dan menjamin kinerjanya secara optimal dalam berbagai kondisi produksi
8. Format video
Merujuk kepada jenis kamera dan jenis pita video. Yang paling populer digunakan untuk merekam gambar adalah format mini DV
9. Base station
Disebut juga camera processing unit/ peralatan CPU. Sebuah piranti yang terpisah dari kepala kamera, digunakan pada kamera- kamera yang dikontrol secara digital untuk memproses sinyal- sinyal yang dating dari dan ke kamera
10. Animation
Atau animasi. Adalah cabang pembuatan film dimana hasil gambar tangan maupun objek- objek tiga dimensional direkam dengan kamera film, sehingga diusahakan untuk mendapatkan ilusi adanya gerak
Pengambilan Gamabar
1. FRAMING : Bidang Pandangan
Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang (back ground).
Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang (back ground).
2. ANGLE : Sudut pandang
Angle camera adalah sudut pengambilan gambar. Istilah angle ini berlaku baik dalam pengambilan gambar foto maupun video. Penentuan angle secara tepat akan menghasilkan shot yang baik. Angle dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton, karena shot yang dihasilkan bisa bersifat obyektif, subyektif, atau merupakan sudut pandang tokoh dalam film.
Angle camera adalah sudut pengambilan gambar. Istilah angle ini berlaku baik dalam pengambilan gambar foto maupun video. Penentuan angle secara tepat akan menghasilkan shot yang baik. Angle dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton, karena shot yang dihasilkan bisa bersifat obyektif, subyektif, atau merupakan sudut pandang tokoh dalam film.
3. SHOT : Sudut pengambilan gambar
Shot mendefinisikan suatu rangkaian
gambar hasil rekaman kamera tanpa interupsi. Tiap shot adalah satu take.
Apabila dibuat shot tambahan diambi ldari set – up yang sama di sebabakan
kareana kesalahan teknik atau dramatic shot – shot tambahan itu dinamakan re –
take. Kalau set – up diubah dalam satu dan lain cara kamera berpindah, lensa
berubah atau action lain yang diambil itu adalah shot baru, bukan sebuah re –
take.
4.
SCENE : Adegan Pengertian sebuah
Scene adalah Sebuah adegan yang
terjadi dalam suatu lokasi yang sama, pada saat yang juga sama. Misalnya
adegan di sebuah kantin sekolah. Maka sepanjang adegan-adegan yang berlangsung
dalam kantin tersebut berlangsung dalam saat yang sama, maka adegan itu
dikelompokkan dalam sebuah scene atau disebut satu scene.
Namun posisi pengambilan gambar
dalam kantin tersebut boleh saja berpindah-pindah, asal masih dalam lingkungan
kantin tersebut. Artinya boleh saja sebuah scene terdiri dari lebih dari
satu (banyak) shot atau sudut pengambilan gambar.
5.SEQUENCE
: Serangkaian atau shot – shot
yang merupakan suatau kesatuan utuh.
Sebuah sequence bisa berlangsung pada satu setting atau di beberapa setting. Action harus berkait secara tepat dalam sebuah sequence manakala terdiri dari sejumlah shot yang runtut dengan cut langsung hingga melukiskan kejadian yang berlangsung sebagaiamana kenyataan yang sebenarnya. Sebuah sequence bisa dimulai sebagai adegan exterior, dan dilanjutkan di dalam gedung, karena sang pemain masuk dan terlibat percakapan atau lainya. Sebuah sequence bisa dimulai atau diakhiri dengan sebuah “fade” atau “dissolve” atau bisa pula dengan “cut” langsung dengan mengelompokkan semua sequence.
Sebuah sequence bisa berlangsung pada satu setting atau di beberapa setting. Action harus berkait secara tepat dalam sebuah sequence manakala terdiri dari sejumlah shot yang runtut dengan cut langsung hingga melukiskan kejadian yang berlangsung sebagaiamana kenyataan yang sebenarnya. Sebuah sequence bisa dimulai sebagai adegan exterior, dan dilanjutkan di dalam gedung, karena sang pemain masuk dan terlibat percakapan atau lainya. Sebuah sequence bisa dimulai atau diakhiri dengan sebuah “fade” atau “dissolve” atau bisa pula dengan “cut” langsung dengan mengelompokkan semua sequence.
PERGERAKAN
KAMERA
1.Zoom
Zoom/zooming merupakan gerakan paling dasar, yakni dengan cara mendekati atau menjauhi obyek secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar, atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subyek seolah-olah mendekat (Zoom in) dan subyek seolah-olah menjauh (Zoom out).
Zoom/zooming merupakan gerakan paling dasar, yakni dengan cara mendekati atau menjauhi obyek secara optik dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar, atau sebaliknya. Gambar yang dihasilkan dari gerakan ini adalah subyek seolah-olah mendekat (Zoom in) dan subyek seolah-olah menjauh (Zoom out).
Perubahan ukuran subyek secara visual akan terjadi pada
satu frame, misalanya dari Long Shot menjadi Medium Shot atau yang
lainnya. Aktivitas ini dapat dilakukan dengan posisi kamera tetap
diam maupun dikombinasi dengan gerakan kamera lainnya.
Melakukan zoom in biasa
digunakan untuk memperjelas sesuatu hal yang lebih penting, baik pada subyek
maupun sebuah kejadian. Pandangan yang semula mempunyai banyak subyek dapat
dikerucutkan menjadi satu atau beberapa subyek saja. Sedangkan zoom out lebih banyak dilakukan untuk menarik
penonton agar mengetahui ruang dimana subyek berada, juga untuk
menunjukkan ada banyak hal penting yang juga bisa dilihat disekitar subyek.
Untuk banyak adegan, penggunaan zoom tidak begitu efektif digunakan.
Penggunaan Cut-to Cut saat
editing dapat mempersingkat durasi meski apa yang ingin disampaikan lewat
gambar adalah sama.
2. Dolly
Dolly (Track) adalah
pengambilan gambar mendekati atau menjauhi subyek dengan menggerakkan kamera di
atas tripot atau dolly. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya kamera
lebih dapat dirasakan seolah-olah menjadi mata penonton, gerakan kamera
dapat mewakili gerakan penonton sehingga mereka dapat dibawa ikut terlibat
dalam sebuah peristiwa film.
Dolly in atau
kamera mendekati subyek, biasanya digunakan untuk membawa perasaan
penonton untuk lebih berani, kuat, dan siap menghadapi tantangan. Sedangkan Dolly out (menjauhi
subyek) bisa digunakan untuk mewakili perasaan kecewa, takut, dan merasa
inferior.
Sebagaimana penggunaan zoom in, gerakan Dolly in yang mendekati
subyek dapat membawa penonton pada satu titik pusat perhatian, perasaan tegang
dan membangun rasa keingintahuan. Sedangkan proses pelepasan ketegangan dapat
dilakukan dengan dolly out.
3. Pan
Pan/Panning merupakan
gerakan kamera menoleh kekiri (Pan left) dan kekanan (Pan right). Ada banyak fungsi dalam shot ketika
melakukan paning meski pada prinsipnya dengan menggunakan
gerakan yang sama.
Gerakan pan yang
sering digunakan dalam pengambilan gambar secara umum adalah Follow pan, yakni
gerakan kamera mengikuti subyek bergerak (travelling), hal ini biasanya untuk mempertahankan
komposisi visual agar tetap proporsional dalam frame, memberi head spacemaupun walking space sehingga
subyek tidak terpotong saat melakukan gerakkan tertentu..
Gerakan paning juga
dapat dilakukan untuk pengambilan gambar pada obyek yang tak bergerak,
misalkan kondisi ruangan, foto-foto yang berjajar di dinding, suasana kota atau
yang lainnya. Hal ini untuk membangun suasana lingkungan dimana subyek berada
sekaligus menciptakan interaksi visual antara subyek dengan lingkungannya (survening pan).
Interupted pan juga
merupakan salah satu gerakan kamera jenis pan. Teknik ini digunakan saat ingin menghubungkan dua
subyek yang berbeda dalam satu shot. Misalnya, awal shot melakukan follow pan pada satu subyek yang berjalan di
pertokoan, kamera tiba-tiba berhenti dan fokus melakukan follow pan pada
sosok anak kecil yang mencoba mencuri salah satu makanan dalam toko tersebut.
Contoh lain misalnya ketika sebuah adegan dimana subyek meninggalkan
ruang, kamera bergerak ke arah handphone yang
ketinggalan di meja.
Gerakan paning juga
bisa digunakan untuk transisi antara dua shot, istilah yang populer digunakan
adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning secara cepat antara shot satu dengan
lainnya. Penggunaan transisi ini dapat menciptakan gambar yang lebih
dinamis dan mempersingkat waktu dalam sebuah kejadian yang memiliki
hubungan sebab akibat.
4. Crab
Crab/crabing adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping,
berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. Gerakan crab hampir sama dengan Dolly, perbedaanya hanya pada arah gerakan kamera. Jika Dolly bergerak
maju mundur maka crab bergerak
kekiri (Crab left) dan
kekanan (Crab right).
5. Tilt
Tilt/Tilting adalah
gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah ke atas (Tilt up)maupun
dari atas ke bawah (Tilt down). Gerakan tilting banyak
digunakan untuk menggiring mata penonton pada aktivitas tertentu pada subyek,
misalnya shot dimulai dengan wajah perempuan menangis menunduk kebawah, kamera
melakukan tilt down, dan shot berakhir pada jemarinya yang bergetar
sedang membaca/membalas sms dari seseorang, mungkin sedang diputus pacarnya.
Proses sebab-akibat dapat diciptakan dengan tilting, pada adegan diatas sebenarnya juga bisa saja
dibalik dengan melakukan tilt up, yakni dimulai dari shot jemari bergetar menulis
sms, kemudian tilt up pada
wajah yang menangis.
6. Pedestal (Ped)
Pedestal adalah gerakan
kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak
digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan
istilah yang digunakan untuk gerakan kamera yang dinaikan, sedangkan Pedestal down merupakan gerakan kamera
yang diturunkan.
7. Arc
Arc adalah gerakan
kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
8. follow
Follow adalah gerakan
kamera mengikuti objek yang bergerak, bisa dengan pan, tilt, ped atau yang
lainnya. Untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis bisa
juga mennggunakan crane, atau dapat juga dilakukan dengan handheld. Crane
sangat memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan kamera sehingga gambar
dapat terlihat dinamis.
PENGEMBANGAN BIDANG
PANDANGAN (FR AMING)
AMING)
1. EKSTREEM CLOSE UP (ECU)
Pengambilan suatu gambar yang mencakup salah satu bagian tubuh misalnya mata dan hidung saja. Fungsinya adalah mengetahui detail suatu objek. Objek mengisi seluruh layar dan detailnya sangat jelas.
2.
BIG CLOSE UP (BCU)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu, kadang sangat diperlukan untuk menunjukan detail ekspresi wajah aktor dengan menekankan mata dan mencakup sisa wajah sebanyak yang diperlukan atau dalam adegan proses produksi menekankan pada detail proses pembuatan secara dekat.
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu, kadang sangat diperlukan untuk menunjukan detail ekspresi wajah aktor dengan menekankan mata dan mencakup sisa wajah sebanyak yang diperlukan atau dalam adegan proses produksi menekankan pada detail proses pembuatan secara dekat.
3.
VERY LONG SHOT (VLS)
Pengambilan gambar dengan background mendominasi objek agak kecil, jaraknya lebih jauh dari long shot, tetapi lebih dekat dari ekstrim long shot dengan tujuan untuk memberikan penekanan pada suasana atau latar belakang tetapi objek tetap dapat dikenali.
Pengambilan gambar dengan background mendominasi objek agak kecil, jaraknya lebih jauh dari long shot, tetapi lebih dekat dari ekstrim long shot dengan tujuan untuk memberikan penekanan pada suasana atau latar belakang tetapi objek tetap dapat dikenali.
4.
EKSTREM LONG SHOT (ELS)
Pengambilan gambar yang menunjukan background sangat dominan, objek sangat kecil, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, jauh, panjang dan berdimensi lebar. Kamera mengambil keseluruhan pandangan dan objek tampak jauh hampir tidak terlihat.
Pengambilan gambar yang menunjukan background sangat dominan, objek sangat kecil, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, jauh, panjang dan berdimensi lebar. Kamera mengambil keseluruhan pandangan dan objek tampak jauh hampir tidak terlihat.
SUDUT PANDANG (ANGEL
KAMERA)
1. LOW ANGEL
Posisi kamera di bawah eye level (mata
penglihatan manusia). Posisi kamera low angel membuat objek mempunyai kekuatan
yang menonjol dan akan terlihat kekuasaannya.
2. STRAIGHT ANGEL
Posisi kamera sejajar dengan eye level
(mata penglihatan manusia). Posisi kamera straight angel merupakan sudut
pengambilan gambar yang normal (normal angle). Tidak memberikan kesan dramatis
melainkan kesan wajar biasanya dilakukan untuk pengambilan adegan wawancara.
3. HIGH ANGEL
Posisi kamera diatas eye level (mata
penglihatan manusia). Posisi kamera high angel membuat objek tidak mempunyai
kekuatan yang menonjol dan tidak mempunyai kekuasaan. Tujuannya untuk
mengurangi rasa superioritas objek dan sekaligus melemahkan kedudukan objek.
4.
CANTED ANGEL
Dihasilkan dengan cara memiringkan
kamera pada bidang horizontalnya. Gambar yang dihasilkan menjadi dinamis dan
labil sehingga dapat menggambarkan fantasi, ketegangan atau khayalan penonton.
5.
SUBJECTIVE CAMERA ANGEL
Yaitu menempatkan kamera pada suatu
karakter dan menunjukan pada penonton adegan dari sudut pandang karakter
tersebut. Penonton terlibat dalam adegan yang dihasilkan sebagai pengalaman
pribadinya.
6.
OBJECTIVE CAMERA ANGEL
Yaitu menempatkan kamera pada sudut
pandang banyak orang atau garis sisi titik pandang. Penonton menyaksikan adegan
yang dilihatnya melalui mata pengamat yang tersembunyi, misalnya adegan
dipanggung yang ditonton oleh banyak orang.
7.
BIRD EYE VIEW (MATA BURUNG)
Yaitu pengambilan gambar di atas
ketinggian objek yang direkam memperlihatkan suatu keadaan yang begitu luas,
benda-benda objek kecil tidak terlihat detailnya. Biasanya dilakukan dari
helikopter atau gedung yang tinggi. Kesan yang ditimbulkan akan lebih dramatis
dan dinamis seperti penglihatan burung dari atas.
8.
FROG EYE VIEW (MATA KATAK)
Yaitu pengambilan gambar yang dilakukan
dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar atau alas kedudukan objek. Kesan
yang ditimbulkan adalah keagungan, kekuasaan, kuat, dominan dan
dinamis.9. POINT OF VIEW (MAOPEN SHOULDER SHOT)
Adalah sudut pengambilan gambar dari titik pandangan pemain tertentu. Point of view adalah angle objective, tetapi karena berada diantara objective dan subjective maka angle ini harus ditempatkan pada kategori yang terpisah dan diberikan pertimbangan khusus. Misalnya percakapan antara dua orang yang saling berhadapan.
Adalah sudut pengambilan gambar dari titik pandangan pemain tertentu. Point of view adalah angle objective, tetapi karena berada diantara objective dan subjective maka angle ini harus ditempatkan pada kategori yang terpisah dan diberikan pertimbangan khusus. Misalnya percakapan antara dua orang yang saling berhadapan.
MACAM-MACAM
PERGERAKAN KAMERA
1. PANNING
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah horizontal tetapi tidak mengubah posisi kamera.
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah horizontal tetapi tidak mengubah posisi kamera.
A. Folowing Pan :
Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri. Melakukan folowing pan dalam keadaan long shot akan mengakibatkan penonton dapat melihat hubungan yang terjadi antara objek dengan lingkungannya.
Pan Left : Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan.
Pan Right : Gerakan kamera mengikuti objek dari kanan ke kiri.
Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri. Melakukan folowing pan dalam keadaan long shot akan mengakibatkan penonton dapat melihat hubungan yang terjadi antara objek dengan lingkungannya.
Pan Left : Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan.
Pan Right : Gerakan kamera mengikuti objek dari kanan ke kiri.
B. Survening Pan :
Gerakan kamera secara perlahan-lahan menyusuri pemandangan baik pemandangan hanya sekelompok orang atau pemandangan alam.
C. Interupted Pan :
Gerakan halus tapi dengan tiba-tiba dihentikan dengan maksud menghubungkan dua buah objek dimana objek tersebut terpisah satu dengan lainnya
D. Whipe Pan :
Gerakan kamera secara perlahan-lahan menyusuri pemandangan baik pemandangan hanya sekelompok orang atau pemandangan alam.
C. Interupted Pan :
Gerakan halus tapi dengan tiba-tiba dihentikan dengan maksud menghubungkan dua buah objek dimana objek tersebut terpisah satu dengan lainnya
D. Whipe Pan :
Gerakan panning yang dilakukan dengan
cepat, sehingga tidak dapat memperlihatkan rincian gambarnya. Dengan whipe pan
dapat menciptakan hubungan yang dinamis atau komperatif antar objek yang
menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene yang sama.
2.
TILTING
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah vertikal tetapi tidak mengubah posisikamera. Tujuan dari tilting adalah menunjukan ketinggian atau kedalaman dan adanya satu hubungan.Tilt Up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt Down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah vertikal tetapi tidak mengubah posisikamera. Tujuan dari tilting adalah menunjukan ketinggian atau kedalaman dan adanya satu hubungan.Tilt Up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt Down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
3.
TRACKING
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera dengan arah maju dan
mundur atau depan belakang, bisa dengan
bantuan doly atau manual.
Track
In : gerakan maju kedepan.
Track Out : gerakan mundur kebelakang.
4. ZOOMING
Adalah pengambilan gambar dengan mengubah ukuran gambar dan sudut pandang antara wide angle (W) dan telephoto (T) dengan sentuhan tombol. Zooming mempengaruhi perspektif dalam satu adegan, oleh karena itu gerakan zooming harus dilakukan dengan tujuan yang jelas.
Track Out : gerakan mundur kebelakang.
4. ZOOMING
Adalah pengambilan gambar dengan mengubah ukuran gambar dan sudut pandang antara wide angle (W) dan telephoto (T) dengan sentuhan tombol. Zooming mempengaruhi perspektif dalam satu adegan, oleh karena itu gerakan zooming harus dilakukan dengan tujuan yang jelas.
5.
ARCHING
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera mengelilingi objek utama seperti lingkaran
penuh. Dalam melakukan arching kamera melakukan gerakan sapuan sirkuler
mengitari objek. Ukuran gambar yang digunakan CU, MS atau LS selama melakukan
arching, tetapi ukuran gambar harus senantiasa konstan dan lebih efektif bila
tidak dilakukan kombinasi ukuran gambar
6.
PEDESTAL DAN CRANE
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera menggunakan alat penyangga pedestal/crane.
7.
CRABBING
Adalah pengambilan gambar dengan cara
menggerakan badan kamera menyamping.
8. FOLLOWING
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera mengikuti objek yang bergerak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Videografi
adalah sebuah teknologi untuk menangkap, memproses, memanipulasi, dan menata
obyek gambar-gambar bergerak dengan memanfaatkan media elektronik.
Imaginer line dalam bahasa Indonesia berarti garis khayal, dimana garis ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi seseorang yang akan menangkap gambar/obyek dalam menentukan posisi kamera, dan artis/obyek gambar. Selain itu imaginer line ini juga mempengaruhi teknik pengambilan gambar saat shooting seperti menentukan angel kamera, pergerakan lensa kamera, pencahayaan, dan pengaturan kontras.
Citra /Image menurut kamus Webster, adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat sebagai informasi visual.
Imaginer line dalam bahasa Indonesia berarti garis khayal, dimana garis ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi seseorang yang akan menangkap gambar/obyek dalam menentukan posisi kamera, dan artis/obyek gambar. Selain itu imaginer line ini juga mempengaruhi teknik pengambilan gambar saat shooting seperti menentukan angel kamera, pergerakan lensa kamera, pencahayaan, dan pengaturan kontras.
Citra /Image menurut kamus Webster, adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat sebagai informasi visual.